• Tidak ada hasil yang ditemukan

RELASI MAKNA VERBA KAWARU DAN HENKA SURU SERTA KAERU DAN HENKOU SURU DALAM BAHASA JEPANG 動詞「変わる」、「変化する」と「変える」、「変更する」の意味関係。 - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR) BAB I CIPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RELASI MAKNA VERBA KAWARU DAN HENKA SURU SERTA KAERU DAN HENKOU SURU DALAM BAHASA JEPANG 動詞「変わる」、「変化する」と「変える」、「変更する」の意味関係。 - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR) BAB I CIPA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

1.1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa karena bahasa

merupakan alat penghubung atau alat untuk berkomunikasi antara sesama manusia.

Oleh karena itu bahasa sangatlah penting bagi kita sebagai mahluk sosial. Menurut

Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan ataupun menyatakan

apa yang dirasakannya (2003 : 2).

Di era globalisasi ini, perkembangan bahasa asing di Indonesia semakin pesat.

Selain bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, bahasa Jepang juga sudah mulai

diminati. Sekarang sudah banyak sekali sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi

yang mempelajari bahasa Jepang. Namun, untuk mempelajari bahasa asing seperti

bahasa Jepang tidaklah mudah karena bahasa Jepang memiliki karakteristik

tersendiri.

Untuk mempermudah pemahaman bahasa Jepang, maka kita sebagai

pembelajar harus memahami tentang unsur-unsur bahasa dengan baik. Unsur-unsur

bahasa yang dimaksud yaitu kelas kata, kosakata, tata bahasa, penggunaan partikel,

(2)

Jepang. Linguistik bahasa Jepang disebut nihongo gengogaku. Dalam linguistik

bahasa Jepang banyak sekali cabang linguistik yaitu fonetik (onseigaku), fonologi

(on-inron), morfologi(keitairon), sintaksis (tougoron), semantik (imiron), pragmatik

(goyouron), sosio-linguistik (shakai gengo gaku). (Dedi Sutedi, 2003 : 6).

Dalam ilmu linguistik, cabang ilmu yang mempelajari tentang makna yaitu

semantik. Semantik menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan

makna, hubungan makna yang satu dengan makna yang lain dan pengaruhnya

terhadap manusia dan masyarakat. Oleh sebab itu, semantik mencakup makna-makna

kata, perkembangan, dan perubahannya. Menurut Ridwan (1997:43) semantik adalah

salah satu cabang linguistik yang membicarakan, mengkaji atau menganalisis makna.

Salah satu kajian semantik yaitu sinonim atau ruigigo. Sinonim merupakan

beberapa kata yang mempunyai arti yang sama tetapi bentuknya berbeda (Kimura,

1990:441). Sedangkan menurut Iwabuchi (1989 : 288-289) dalam Sudjianto

menyatakan bahwa sinonim merupakan beberapa kata yang memiliki bunyi ucapan

yang berbeda namun memiliki makna yang mirip.

Bahasa Jepang memiliki kekayaan makna kosakata. Dimana setiap kata

memiliki makna yang berbeda. Oleh karena itu, pembelajar harus mampu menguasai

kosakata yang memadai. Sebagai salah satu contoh yaitu verba kawaru dan henka

suru yang bermakna ‘berubah’, serta kaeru dan henkou suru yang bermakna

‘mengubah’. Dalam bahasa Indonesia kedua kata tersebut mempuyai arti yang sama,

(3)

Berdasarkan literatur yang relevan berikut definisi makna beserta contoh

kalimat dari verbakawarudanhenka suru,sertakaerudanhenkou suru:

(1)kawaru

a.前 と ちがった 状態 に なる。

Menjadi kondisi yang berbeda dari sebelumnya.

Contoh:

きせつによって山のけしきはいろいろに変わる。 Kisetsu/ ni/ yotte/ yama/ no/ keshiki/ ha/ iroiro/ ni/ kawaru.

Musim/ par/ tergantung/ gunung/ par/ pemandangan/ par/ bermacam-macam/ par/ berubah.

Tergantung musimnya pemandangan digunung itu bisa berubah bermacam-macam.

(Yoshisato : 230)

b.ふつうと 違う。/「~た」「~ている」の 形 で 使う。

Berbeda dari biasanya, bisa dirubah dalam bentuk ta dan te iru.

Contoh :

変わった人ですね。 Kawatta/ hito/ desu /ne. Berubah/ orang/ kop/ par . Orang yang berubah.

(4)

Es/ par/ air/ par/ berubah/ benda/ kop. Es adalah air yang berubah wujud.

(Yoshisato : 919)

b.ようすが いろいろで ある こと。

Kondisi yang bermacam-macam.

Contoh :

変化に富んだ一生をおくった。 Henka/ ni/ tonda/ isshou/ wo/ okutta.

Berubah/ par/ berlimpah/ hidup/ par/ mengirim. Menjalani hidup yang penuh dengan perubahan.

(Yoshisato : 919)

(3)Kaeru

前とちがった状態やありさまにする。変化させる。→かわる(変わ

る)。へんか(変化)

Menjadi kondisi dan keadaan yang berbeda dari sebelumnya.

Contoh :

みなとを出ると船は方向変えて、西へ向かって進んだ。

Minato/ wo/ deru/ to/ fune/ ha/ houkou/ kaete/ nishi/ he/ mukatte/ susunda. Pelabuhan/ par/ diluar/ par/ kapal/ par/ arah/ mengubah/ barat/ par/ menuju/ maju.

(5)

Yuki/ sama/ ha/ sara/ ni/ henkou/ sareta.

Akan/ sebelumnya/ par/ sara/ par/ berubah/ telah. Tujuan diganti ke Nara.

(Matsuura : 270)

Berdasarkan arti yang tercantum dalam kamus diatas, verba kawarudanhenka

suru memiliki makna yang mirip yaitu berubah, sedangkan verbakaeru dan henkou

suru memiliki makna mengubah. Adanya kemiripan makna dari verba kawaru dan

henka suru tersebut memungkinkan keduanya dapat bersubtitusi dalam kalimat,

kemudian kemiripan makna verba kaeru dan henkou suru tersebut juga dapat

bersubtitusi atau menggantikan dalam kalimat. Meskipun verba kawaru dan henka

suru,sertakaerudan henkou suru memiliki kemiripan makna, namun pemakaiannya

tidak selalu dapat bersubtitusi karena sesuai dengan konteks kalimatnya. Oleh karena

itu, penulis tertarik untuk meneliti hal-hal yang menyebabkan keempat verba tersebut

sejauh mana dapat bersubtitusi atau tidaknya dalam sebuah kalimat.

1.1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang akan diteliti oleh

penulis adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana struktur dan makna verba kawaru dan henka suru, serta verba

kaerudanhenkou surudalam kalimat bahasa Jepang?

2. Bagaimana relasi makna yang terdapat dalam verba kawarudan henka suru,

(6)

1.2. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan yang akan diteliti oleh

penulis yaitu :

1. Untuk mengetahui struktur dan makna verba kawaru dan henka suru, serta

verbakaerudanhenkou surudalam kalimat bahasa Jepang.

2. Untuk mengetahui relasi makna antara verba kawaru dan henka suru, serta

verba kaeru dan henkou suru sejauh mana dapat saling menggantikan dalam

sebuah kalimat agar tidak terjadi kesalahan penggunaannya.

1.3. Manfaat Penelitian

Secara praktis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi

penulis dan pembelajar bahasa Jepang lainnya tentang verbakawarudan henka suru,

serta kaeru dan henkou suru. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangsih pemikiran bagi pengembang linguistik bahasa Jepang di

Indonesia.

1.4. Ruang Lingkup

Pada proposal skripsi ini penulis membatasi pada kajian semantik dan

sintaksis. Semantik adalah cabang linguistik yang membahas arti atau makna

(Verhaar, 2008: 13). Sedangkan sintaksis adalah cabang linguistik yang menyangkut

(7)

akan membahas tentang makna verbakawaru danhenka suru, serta verbakaerudan

henkou surudalam kalimat bahasa Jepang, kemudian membahas relasi maknanya.

1.5. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk

mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan (Nasir 1988 :

51). Dalam proposal ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis. Metode

deskriptif analisis adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan,

menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur

ilmiah untuk menjawab permasalahan secara aktual (Sutedi, 2005:24). Objek yang

akan diteliti yaitu verba kawaru dan henka suru yang memiliki makna “berubah”,

serta verba kaeru dan henkou suru yang memiliki makna “mengubah”. Untuk

menganalisis keempat makna tersebut, penulis berpedoman pada data jitsurei.

Jitsurei adalah contoh penggunaan yang berupa kalimat dalam teks konkrit seperti

dalam surat kabar, cerpen, komik, internet dan data lain yang telah dipublikasikan.

Untuk teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah teknik subtitusi

(penggantian). Teknik ini digunakan untuk membedakan makna suatu kata apakah

suatu kata tersebut dapat digantikan dengan sinonimnya atau tidak. Sehingga akan

diketahui persamaan dan perbedaan dari verba kawaru dan henka suru, serta verba

(8)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian yaitu :

1. Pengumpulan data

Metode yang dipakai dalam pengumpulan data adalah metode simak dengan

teknik catat (Mahsun, 2006 : 91). Penulis memperoleh data-data dari internet dan juga

sumber data konkrit lainnya. Data tersebut dikumpulkan berupa contoh-contoh

kalimat yang didalamnya terdapat verbakawarudanhenka suruyang mempunyai arti

berubah,serta verbakaerudanhenkou suruyang mempunyai arti mengubah.

2. Analisis data

Pada tahap analisis data, penulis akan melakuan cara berikut :

a. Penulis mengumpulkan data berupa contoh-contoh kalimat yang didalamnya

terdapat verbakawarudanhenka suru,serta verbakaerudanhenkou suru.

b. Kemudian penulis akan mengklasifikasikan verba-verba tersebut sesuai

dengan maknanya.

c. Setelah itu, menganalisis struktur dan makna verba kawaru dan henka suru,

serta verbakaerudanhenkou suru pada setiap contoh kalimat.

d. Lalu membandingkan verba tersebut dengan menggunakan teknik subtitusi

(penggantian). Teknik ini digunakan untuk membedakan makna suatu kata,

dengan cara melihat apakah suatu kata tersebut dapat digantikan dengan

sinonimnya atau tidak dalam sebuah kalimat. Dalam hal ini, teknik subtitusi

dilakukan dengan mengganti unsur kawaru dengan henka suru, begitu juga

(9)

hubungan relasi makna antara kedua kata tersebut. Seperti yang telah

dinyatakan oleh Palmer (1976 : 63) bahwa subtitusi dapat dilakukan bila kata

dalam konteks tertentu dapat disubtitusikan dengan kata yang lain dan makna

konteks tidak berubah, maka kedua kata itu adalah sinonim.

3. Penyajian hasil analisis data

Pada tahap ini, hasil analisis data yang dilakukan dengan cara subtitusi akan

dipaparkan dalam bentuk bagan, sehingga akan terlihat dengan jelas persamaan dan

perbedaan dari verbakawarudan henka suru,serta verbakaerudanhenkou suru.

1.6. Sistematika Penulisan

Penulisan ini akan dibagi menjadi beberapa bab.

Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan tinjauan pustaka yang berisi tentang penelitian terdahulu,

metode penelitian, dan kerangka teori.

Bab III merupakan pembahasan yang berisi tentang analisis makna verba

kawaru dan henka suru, serta verba kaeru dan henkou suru. Kemudian persamaan

(10)

Bab IV merupakan simpulan. Bab ini berisi penarikan kesimpulan dari hasil

Referensi

Dokumen terkait

lainnya adalah kedua verba tersebut, baik Omoidasu maupun Oboeru tidak dapat saling menggantikan satu sama lain karena memiliki makna dalam arti

verba hagemu, ganbaru, dan doryoku suru pada kalimat bahasa Jepang yang memiliki.. perbedaan nuansa makna, sebagai akibat dari pengaruh situasi

Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu untuk mengetahui: (1) verba berprefiks vor- yang terdapat dalam sumber data dan 2) menganalisis makna prefiks vor- pada verba

Penulis akan membahas makna dari verba wakaru, shiru, dan rikai suru serta bagaimana penggunaan rikai suru, wakaru, dan shiru dalam kalimat bahasa Jepang dan

Kesalahan tersebut dikarenakan adanya kesamaan huruf dan bunyi, sehingga pembelajar bahasa Jepang akan mengalami kesulitan dalam memahami makna yang terkandung dalam verba kakeru

Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang pelaku dan objeknya, verba tersebut merupakan verba ishidoushi yakni verba yang menyatakan maksud atau niat dalam bentuk

Meriam Emma Simanjuntak : Analisis Pemakaian Verba Hataraku, Tsutomeru, Dan Shigoto Suru Dalam Kalimat Bahasa Jepang (Ditinjau Dari Segi Semantik) Imiron Kara Mita Nihongo No

HASIL DAN DISKUSI Pada bagian ini akan dibahas dua hal utama, yaitu 1 pemetaan konfigurasi makna serta eksplikasi verba proses bermakna ‘meningkat’ agaru dan joutatsu suru dengan